Minggu, 18 November 2012

TUMBUHAN PAKU (PTERYDOPHYTA)

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).

Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukurandan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora.

Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora (sporangium). Kumpulan sporangium disebut sorus. Sorus muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora (isospora), paku heterospora dan paku peralihan. Paku homospora menghasilkan satu jenis spora (ex Lycopodium/paku kawat). Paku heterospora menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan mikrospora (ukuran kecil) (ex Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku rane). Paku peralihan merupakan peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora pbentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin (ex Equisetum debile/paku ekor kuda).

Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan/spermatozoid (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum (gametangium betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora.

Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu Psilotophyta, Lycophyta, Sphenophyta, dan Pterophyta. Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.

Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet jantan).

Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).

Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung), Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).

Sumber:
* http://arnitresnaeni.wordpress.com/2011/02/25/16/
* http://materi-pelajaran.blogspot.com/2008/03/tumbuhan-paku-pterydophyta.html

Senin, 12 November 2012

Tumbuhan Langka


Sebagai salah satu upaya untuk melestarikan tumbuhan langka yang ada di Indonesia, saya akan memperkenalkan 10 tumbuhan langka dan penjelasannya kepada Anda agar Anda tahu dan ikut melestarikannya.

1. Bantal sulam (palaquium walsurifolium)

 
 Pohon atau semak, biasanya memproduksi lateks. Daun teratur spiral atau alternatif dan distichous, jarang ± berlawanan, kadang-kadang ramai di puncak cabang; stipula gugur dini atau tidak ada; daun tipis atau kasar. Bunga bisa berkelamin tunggal maupun ganda, biasanya dalam kelompok, jarang soliter; Corolla lobus sebanyak sampai 2X sebanyak sepal. Benang sari disisipkan pada corolla dasar atau di tenggorokan tabung mahkota. Berbuah berry atau buah berbiji. Benih mantel coklat (kuning pucat Pouteria annamensis), keras, mengkilap, kaya tanin; endosperm biasanya berminyak; benih parut lateral dan linear sampai lanset atau basal dan bulat.

2. Bayur (pterosperium Javanicum Jungh)


Diameter batang mencapai 54 cm dengan tinggi pohon sampai 59 m. Tumbuh pada ketinggian 600 m di atas permukaan laut di daerah pegunungan, kadang ditemukan juga di daerah berbatu gamping. Biasanya dipakai untuk konstruksi bangunan rumah ataupun furniture. Tersebar di Kalimantan Timur, Sabah, Serawak dan India.

3. Bulian (Eusderoxylon Zwageri)


Diameter batang mencapai 95 cm dengan tinggi pohon sampai dengan 36 m. Tumbuh pada ketinggian 600 m di atas permukaan laut. Biasanya tumbuh di daerah lereng perbukitan dengan tanah berpasir. Biasanya dipakai untuk konstruksi berat karena sifatnya yang kuat dan tahan lama. Tersebar di Kalimantan, Maluku, Sumatera dan Malaysia.

4. Jelutung (Dyera Sp)


Diameter batang mencapai 159 cm dengan tinggi pohon sampai dengan 75 m. Tumbuh pada daerah dengan ketinggian 400 m. Biasanya tumbuh di daerah hutan dengan tanah berpasir. Biasanya dipakai untuk membuat perabot, dan getahnya sebagai bahan permen karet. Tersebar di Kalimantan, Sumatera, Thailand dan Semenanjung Malaysia.

5. Akar Karak (ficus uniglandulosa wall)


Diameter batang mencapai 15 cm dengan tinggi pohon sampai dengan 14 m. Tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1700 m. Biasanya tumbuh di lereng bukit maupun sepanjang aliran sungai. Tumbuhan langka ini juga bisa ditemukan di daerah dengan tanah liat, tanah berpasir maupun daerah berbatu kapur. Tersebar di Kalimantan, Sumatera, Sumatera, Filipina, Thailand dan Semenanjung Malaysia.

6. Kantong Semar (Nepenthes Sp)


Tumbuh merambat dengan tinggi mencapai 12 kaki atau sekitar 4 m. Perangkap pasif yang dihasilkan di ujung daun memerangkap dan mencerna serangga kecil. Warna hijau terang, sering dengan bintik-bintik terang atau merah gelap atau ungu. Tergantung pada tempatnya tinggal banyak kebutuhan Nepenthes dapat dipenuhi dengan cara beradaptasi dengan lingkungan tempatnya tumbuh. Nepenthes sangat fleksibel dan mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi pertumbuhan yang berbeda.

7. Mangga Kasturi (Mangifera casturi)


Mangifera casturi (juga disebut Mangga Kalimantan atau Mangga Kasturi) adalah jenis tanaman dalam keluarga Anacardiaceae. Tumbuhan langka ini endemik atau hanya ada di Indonesia, tetapi sekarang dianggap punah di alam liar.

8. Tengkawang atau Meranti Merah (Shorea singkawang)


 Shorea singkawang (juga disebut Dark Red Meranti atau Meranti Merah) adalah jenis tumbuhan dalam keluarga Dipterocarpaceae. Tanaman ini ditemukan di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Tanaman ini terancam oleh hilangnya habitat.

9. Kapur Barus (Dryobalanops camphora)


Kapur Barus (Dryobalanops camphora) adalah jenis tanaman dalam keluarga Dipterocarpaceae. Spesies ini adalah salah satu sumber utama dari kapur barus dan menarik pedagang Arab awal ke Kalimantan, pada saat ini senilai lebih dari emas, dan digunakan untuk dupa dan parfum.
Tumbuhan langka ini ditemukan di Sumatra, Semenanjung Malaysia dan Kalimantan.
Tanaman ini adalah pohon besar, tinggi hingga 65 m atau bahkan 75 m, ditemukan di hutan campuran pada tanah yang dalam humat berpasir kuning. Tanaman ini adalah kayu keras berat yang dijual di bawah nama dagang dari “Kapur”. Hal ini dicatat dari setidaknya dua daerah yang dilindungi (Lambir dan Gunung Mulu National Parks).

10. Bawang Hutan (Scorodocarpus borneensis)


 Diameter batang mencapai 82 cm dengan tinggi pohon sampai dengan 42 m. Tumbuh pada daerah dengan ketinggian 700 m. Biasanya tumbuh di lereng bukit maupun sepanjang aliran sungai. Tersebar di Kalimantan, Sumatera, Thailand dan Semenanjung Malaysia.

Itulah daftar 10 tumbuhan langka dan penjelasannya. Tumbuhan langka tersebut sudah sangat jarang ditemui dan hampir punah. Karena itu menjadi tanggung jawab kita semua untuk selalu melestarikan tumbuhan langka yang hampir punah di Indonesia.

Sumber :
 http://massurono.com/sains/10-tumbuhan-langka-dan-penjelasannya/